Thursday, January 1, 2009

LAPTOP SPESIAL BUAT WI

Tak terasa semester pendek sudah dua minggu berjalan. Itulah yang Wi sayangkan di kala teman-teman semua berlibur menghabiskan waktu dengan pulang kampung, Wi bersama teman lain yang kurang beruntung harus menjalani semester pendek. Nilai Wi pada semester satu ada yang mendapat angka mutu C, dia sangat sedih sekali. Tapi, inilah yang harus Wi jalani, karena baginya yang terpenting adalah proses pembelajaran. Wi yakin pasti ada sesuatu yang berharga dari ini.
“Ty, kamu kena SP ga?”, tanya Wi.
“Iya nih aku kena SP, dua mata kuliah lagi”, jawab tya.
“Loh ko sama, aku juga 2 mata kuliah euy, hiks2”.
“Sebel buanget, masa Pancasila dapat C, klo Fisika mah emang aku ga yakin”, tya jengkel.
“Udah ga apa2 ty, kamu mending Pancasila SP, aku coba masa Kimia ma Fisika dapet C, padahal aku yakin Kimia bagus”, Wi jengkel.
“Ntar Kita SP Fisika bareng ya wi”
“Sip-sip, kita harus berusaha lebih baik lagi di SP, pokoknya minimal dapet nilai B, bagus lagi klo A, wah bersyukur banget klo dapet A”.

“Kita harus bisa Wi”
“Yup, we must go a head”.
Pagi ini, ada SP Fisika sampai jam 10. Masih ada waktu untuk bersantai sehabis itu. Setelah Wi pulang dari kampus, dia ingin ke warnet untuk sekedar membuka FS atau cari-cari lomba karya tulis mungkin aja ada.
“Wi abis selse kuliah, mau ke mana? Ke kosan kamu aja yuk?”, tanya amel.
“Ga deh, aku mau ngenet dulu”, jawab wi.
“Mang mau nyari apa wi?”
“Biasa buka FS, hehe”.
Sekarang, Wi mau nyari tentang karya tulis, moga aja ada lomba terbaru. Wi coba searching “Lomba Karya Tulis Mahasiswa”. Ternyata, yang keluar buanyak banget, ups tapi yang keluar tahun 2005, 2006, itu mah sudah kelewat. Akhirnya Wi mencoba searching dengan kata kunci “Lomba Karya Tulis Mahasiswa Tahun 2008”, akhirnya Wi dapet juga lombanya. Tapi, itu tentang Psikologi Remaja. Wi tetap ngedownload filenya.

Di kosan, ada sesuatu yang mengejutkan bagiku setelah Wi ditinggal dengan sahabatnya, tepatnya senior, tapi Wi mengganggapnya sebagai teman curhat, sekarang dia sudah meninggalkan bangku kuliah dikarenakan harus menyempurnakan separo agama, nikah tepatnya. Nah, sekarang sudah ada penggantinya, yaitu teh Iya. Dia baik banget sama Wi, dia sudah dianggap sebagai kakak. Tapi, yang menyedihkan lagi, dia harus pindah kosan ke asrama Unpad yang gratis hanya diperuntukan untuk mahasiswa yang mendapat beasiswa. Akhirnya, dia memutuskan untuk pindah ke asrama yang jaraknya sangat jauh dari kampus, tapi keuntungan lainnya tidak perlu bayar biaya kosan. Sesampai di kosan…
“Wi baru pulang ya?’, tanya teh Iya.

“Iya bis ngenet nih, nyari-nyari lomba, hehe”.
“Lomba apa nih, wah mau ikutan dong, tentang apa Bu?”
“Tentang Psikologi teh, mau? Tapi, tempatnya di Mojokerto.”
“Wah, jauh banget, tapi ga apa2 ko, Psikologi, teteh kan suka banget Psikologi”.
“Kenapa masuk Kedokteran Gigi?”
“Dapet beasiswanya di Gigi, ya mau gimana lagi, lagian Iya mah ga akan dibolehin ma ortu masuk Psikologi”.
“Sama dong, tadinya Wi juga berminat masuk ke Psikologi, tapi ga dibolehin, katanya emang kamu mau ngobatin orang sakit jiwa, hehe“.
“Teh, kira-kira Wi kut Karya Tulis ga ya? Tau ga, hadiah untuk juara pertamanya Laptop, bayangin deh klo dapet laptop beruntung banget. Tapi, kayanya mimpi deh”.
“Udah kut aja Wi, kali aja dapet laptop, amin, Iya doain deh”.
“Ok deh Wi akan berusaha semaksimal mungkin, ya Allah deadline nya dua minggu lagi, hiks2”.
“Hayo berusaha, Wi pasti bisa, klo ada niat pasti ada jalan. Klo Kita ga nyoba-nyoba, kapan kita maju, bener ga Wi?”
“Yupz, teh Iya bener, Wi jadi inget Kata Mutiara, “Orang yang paling bahagia adalah orang yang tidak merasa selalu membutuhkan hal terbaik, mereka hanya berpikir bagaimana menciptakan hal yang terbaik dalam hidup mereka”.
“Ehm, bener banget dong, tapi Iya ga ikutan ah, coz Iya males klo nulis-nulis gitu, Wi aja deh, ntar teteh bantu ko, hehe”.
“Ok deh sist”.

Hari demi hari pun, Wi lalui dengan penuh perjuangan dan pengorbanan demi mencari bahan untuk karya tulisnya. Wi sampai mencari bahan ke Perpustakaan Unpad di Bandung dan di fakultas Psikologi. Sehabis kuliah..
“Wi, mau ke mana biz kuliah”?, tanya amel.
“Aku mau ke DU mel, mau nyari bahan buat karya tulis”.
“Hah karya tulis apaan Wi?”.
“Ini dari Depdagri lombanya di Mojokerto, tentang Psikologi”.
“Ya ampun, rajin banget sih Wi”.
“Ah biasa aja ko”.
Sesampai di perpustakaan, Wi mencari buku tentang Psikologi di rak kategori Psikologi dan Umum. Tapi, buku yang Wi dapatkan hanya dua, yaitu Psikologi Perkembangan dan Psikologi Sosial. Di kosan…

“Teh Iya, Wi baru dapet dua buku euy”.
“Emangnya, judul karya tulisnya apa?”
“Pendekatan Psikologis dan Sosio-Psikologis Dalam Rangka Memantapkan Mental Generasi Muda Yang Berwawasan Kebangsaan”.
“Waduh panjang banget, berarti intinya apa itu Psikologis dan Sosio-Psikologis Remaja kan?”
“Iya, Wi baru dapet bahan dari internet dan buku baru dua. InsyaAllah besok mau ke perpus Psikologi”.
“Teteh punya temen Psikologi, klo mau, tanyain aja punya buku tentang itu ga. Ni nomor hpnya”.

Wi langsung sms temen teh Iya, Fitri namanya..
“Assalam. Maaf ganggu, Ni dg Teh Fitri? Saya Wi dari Farmasi. Mau tanya teteh punya buku Personality Development, Adolescene, ma Life Span Development ga?”
“Waslm. Sy ga punya buku tentang itu”, jawab teh Fitri.
“Oh ywdh, makasih ya teh”.
Pencarian bahan pun berlanjut di perpus Psikologi…
“Maaf saya dari Farmasi boleh masuk ga?”, tanya Wi pada petugas perpus.
“Silakan, tapi mbak ga bisa pinjem, kecuali bukunya di fotocopy”, jawab petugas.
“Oia, Pak, saya akan fotocopy”.
Akhirnya, Wi mendapatkan buku-buku untuk karya tulis. Tugas sekarang adalah mengumpulkan data yang dilakukan melalui studi literatur yang dilakukan baik di perpustakaan maupun di internet dan melakukan langkah-langkah klasifikasi data, menginterpretasikan data berdasarkan hubungan antara data yang satu dengan data yang lainnya serta menulis laporan, dimana hasil interpretasi data dari sumber-sumber yang ada dirangkai secara sistematis dan logis dalam bentuk karya tulis.

“Wi gimana karya tulisnya udah jadi blom?” tanya teh Iya.
“Alhamdulillah, tinggal dikit lagi”.
“Ada yang perlu teteh bantu?”
“Bener nih, klo gitu punten garis-garisin kalimat-kalimat yang penting, gimana?”
“Sini bukunya, biar Iya stabiloin”.
“Syukron ya”.

Deadline karya tulis tanggal 20 Juli 2008 Cap pos, sekarang tanggal 17 Juli. Karya tulis pun hampir jadi. Lalu, Wi pun mengikuti alur administrasi dengan mentrasfer uang sebesar 75 ribu rupiah ke rekening BRI. Masalah baru pun timbul, setelah karya tulis sudah hampir jadi, Wi meminta tolong kepada kakaknya untuk mengeditnya, lalu menceritakan bahwa ia telah mentrasfer uang ke panitia.

“Loh Wi, ko harus bayar segala, bukannya itu dari Depdagri?”, tanya mas bibing.
“Tapi, uang dari Depdagri cuma sebagian, jadi peserta harus membayar biaya administrasi”.
“Apa itu situsnya resmi?”
“Wi kurang tau mas, tapi tadi udah contact ama panitia, katanya buat biaya tambahan”.
Wi pun lalu memberitahu alamat website Lembaga Penyelenggara. Setelah itu…
“Wi, itu kan web gratisan, jadi ga bisa dilihat keasliannya, jangan-jangan kamu ditipu. Di mana-mana, ga ada yang harus mentransfer uang di awal”.

“Yah, gimana dong mas, uangnya udah ditransfer dan karya tulisnya udah jadi, sayang kan ga dikirim?”
“Ya udah, ntar mas cek lagi keabsahan web itu”.
Wi pun menjadi bingung, tapi uang sudah ditransfer, ia beruntung karena hanya 75 ribu yang hilang kalaupun itu hanya tipuan. Wi dengan tegas, menelepon Kapolda Mojokerto untuk melacak Lembaga LP3.
“Assalamu’alaikum Pak”.
“Waalaikumsalam, ini dengan Kapolda Mojokerto, bisa dibantu?”, tanya Pak polisi.
"Bapak saya dari Bandung, tadi saya telah mentransfer uang ke rekening BRI untuk biaya pendaftaran lomba karya tulis, tapi saya takut itu penipuan. Apa Bapak bisa mengecek tentang tempat lembaga tersebut berada, tepatnya di jalan Penanggungan dengan Lemdiklat "Paseban Wiwoho Kumbokarno”.
“Baik akan saya cek”.

Setelah dicek, ternyata lembaga tersebut benar adanya, bahkan katanya bila tidak percaya langsung ke sini saja. Wi pun sudah hampir percaya untuk terus mengirimkan karya tulisnya. Kakaknya pun menyuruhnya untuk lanjut mengirimkan karya tulisnya.
Akhirnya Wi mengirimkan tiga rangkap karya tulisnya. Penantiannya pun berlangsung selama satu bulan. Selama itu lah, Wi selalu beroptimis karya tulisnya masuk seleksi, untuk selanjutnya mengikuti seleksi kedua, yaitu persentasi sepuluh besar terbaik untuk ditentukan tiga juara.
Perpisahan pun dengan teh Iya berlangsung, besok dia pindah ke asrama, berarti kita ga bisa sharing-sharing lagi. Malam ini, teh Iya nginep di kamer Wi, kita selalu berkhayal dengan mimpi-mimpi yang belum pasti terjadi.

“Teh Iya mimpi ga ya, kalo Wi dapat juara ke-1, dan dapet Laptop dengan cuma-cuma?”
“Teteh yakin ko, Wi pasti lulus sepuluh besar, amin”.
“Amin ya Rabb, dalam hati Wi pengen banget jalan-jalan ke Jawa Timur, karena Wi blum pernah ke sana”.
“Kita harus yakin atas segala usaha yang telah kita lakukan, karena Allah melihat proses yang Wi lakukan sampe harus ngelembur segala”.
Mereka pun, akhirnya tertidur dibalut mimpi-mimpi indah. Adzan Subuh pun berkumandang, Wi bangun dari tidurnya, hari inilah pengumuman Peserta yang lulus 10 besar. Lalu…
“Teh Iya… Wi mimpi dapet Laptop, wah bagus banget. Dikirain itu kejadian nyata, eh ternyata mimpi”.
“Hah,, semoga aja mimpinya jadi kenyataan ya Bu”.
“Amin..”

Sehabis kuliah, Wi dan teh Iya langsung ke warnet melihat daftar lolos seleksi 10 besar. Dengan hati yang gemetar, Wi langsung melihat nama-nama dan berharap namanya termasuk di dalamnya. Dan ternyata…
“Alhamdulllah ya Rabb (dengan berteriak), teh Iya Wi masuk 10 besar”.
“Ya Allah, tuh kan bener Wi pasti masuk”.
Wi pun langsung mengcontact panitia, dengan tegas Ketua Pelaksana mengucapkan selamat kepada Wi.
“Selamat ya Mbak, masuk 10 besar, perjuangan masih belum berhenti, masih ada seleksi persentasi”.
“Iya pa terima kasih, saya akan berusaha semaksimal mungkin”.
“Wi, teh Iya pergi dulu ya, jagan sedih ya, Iya pasti sering ke sini ko klo ada waktu luang”.
“Teh Iya ga usah pergi ya, ntar Wi curhat ke siapa lagi, hehe”.
“Tenang aja kali bu, ntar Kita sering Smsan aja”.
“Semangat ya persentasinya moga dapet Laptop ya Bu”.
“Amin-amin...”.

Persentasi diadakan tanggal 30 Agustus, sepuluh hari setelah pengumuman itu Wi berusaha untuk membuat slide semenarik mungkin dan setiap hari selalu berlatih untuk mempersentasikan hasil karya tulisnya. Meski sekarang, tidak ada yang menemai Wi lagi karena sahabatnya sudah tidak tinggal bersamanya lagi.
Hari ini, Wi pun berangkat ke Mojokerto bersama anak SMA dari Cianjur yang lulus 10 besar tingkat SMA, Eka namanya. Selama 14 jam, perjalanan menuju Mojokerto dengan menunggunakan Kereta Bisnis.

Ketika sampai di Mojokerto, mereka disambut baik oleh ketua panitia. Wi pun masuk ke hotel yang sudah disediakan panitia. Esok harinya adalah hari yang menegangkan karena Wi harus bertanding dengan mahasiswa yang berasal dari UGM, UNIBRAW, ITS Surabaya, dan sebagainya.
Kompetisi pun dimulai, Wi mendapat undian ke-6, yang tepatnya menuju istirahat dimana orang-orang sudah tidak memperhatikan persentasi dikarenakan mereka sudah pada lapar. Akhirnya, nomor 6 pun tiba…

“Dipersilakan kepada Wianti Aisyah untuk mempersentasikan karya tulisnya”, tegas panitia.
Wi pun maju dengan mengucapkan Basmallah terlebih dahulu meski dengan hati yang berdebar-debar, dikarenakan gugup di depan para juri yang kompeten.
Persentasi pun dimulai, Wi memulainya dengan memberi semangat kepada para penonton yang sudah bersemangat lagi dengan menanyakan kabar para remaja generasi muda Indonesia agar lebih bersemangat lagi untuk mendengarkan persentasnya. Wi akhirnya bisa melalui itu semua dengan lancar dan tanpa kendala apapun, serta juri pun tersenyum kepadanya.

Pengumuman pun tiba, sebenarnya dalam hati, Wi optimis untuk masuk ke-3 besar. Tapi, Wi tetap menyerahkan hasilnya kepada Allah. Akhirnya, ketika pengumuman juara ke-1, pemenangnya adalah dari Unpad. Wi tidak sadar, kalau dirinyalah yang akan membawa pulang Laptop. Dengan lirih, Wi mengatakan dengan tidak percaya..
“Loh, Unpad kan saya, Alhamdulillah ya Allah..”

Akhirnya, Wi membawa pulang Laptop Spesial yang ada dalam mimpinya dan Tropi bergengsi dari DEPDAGRI. Itulah mimpi Wi yang sudah lama diimpikannya karena sulit untuk mendapatkan laptop dengan hanya meminta kepada orang tua dikarenakan harga laptop kan mahal, lagi pula Wi sudah memiliki Komputer yang hampir 3 tahun menemaninya dalam suka dan duka, tapi kini sudah tidak terlalu berfungsi dengan baik.

Kini Wi sadar bahwa “Tidak ada kesuksesan yang diraih tanpa perjuangan dan pengorbanan sehingga membuahkan suatu impian menjadi kenyataan”.

3 comments:

  1. setujuh pisan lah.... gi wi go....!!!

    ReplyDelete
  2. mengharukan..terima kasih sudah menjadi inspirasi buat saya....jd semakin minder saya tuk berteman.heheehe..terimakasih..kalo wi bisa..saya pun harus bisa..terima kasih ya....

    ReplyDelete
  3. Sama2 mas.. Saya hanya wanita yg sedang beranjak dewasa..

    ReplyDelete